Dalam membangun sarana jalan, penggunaan jenis aspal yang tepat akan membuat fasilitas nyaman saat digunakan digunakan berkendara, atau aktivitas mobile lainnya. Tak hanya itu, pemilihan yang tepat akan membuat jalan awet digunakan dalam jangka waktu lama.
Secara umum, aspal digunakan sebagai media perekat material agregat yang berfungsi sebagai pengerasan. Perpaduan ini sering dimanfaatkan untuk menciptakan fasilitas jalan yang ideal, terutama saat dilalui oleh kendaraan di atasnya.
Aspal modern diproduksi menggunakan beberapa campuran material. Seperti klor, oksigen dan sulfur, yang dicampur sedemikian rupa dengan komposisi yang tepat. Perpaduan ini membuat aspal mampu mengikat beberapa material agregat seperti batu, kerikil dan sejenisnya dalam jangka waktu lama.
Bahan yang bersifat lentur pada saat suhu tinggi, membuat aspal kerap digunakan sebagai pelapis fasilitas jalan. Hal yang akan berubah pada saat suhu normal atau dingin, penggunaan material ini justru membuat jalan tak mudah rusak, karena durabilitas yang meningkat.
Kekuatan ini juga kerap bisa didapat karena aspal yang memiliki sifat tahan terhadap air. Genangan air yang ada di jalan akan terbuang, berkat permukaan jalan dengan pori-pori kecil karena penggunaan bahan aspal.
Bukan hal yang bisa diremehkan, kemunculan genangan air, terutama pada musim penghujan kerap berdampak kurang baik pada usia pakai jalan. Karena hal ini kerap berdampak pada penurunan kualitas yang berujung pada kerusakan jalan lebih besar.
Â
Fungsi utama aspal untuk pembuatan fasilitas jalan adalah sebagai media perekat. Tak hanya itu, bahan ini juga menutup tiap celah antara bahan agregat material yang digunakan. Seperti bebatuan, pasir kerikil dan sebagainya.
Secara alami, material jenis aspal bisa di dapat dari alam. Namun tak semua daerah penghasil material ini bisa memanfaatkan sumber daya alam ini secara langsung. Karena hanya beberapa daerah tertentu yang dapat menghasilkan material aspal secara alami.
Daerah tersebut diantaranya adalah Pulau Buton di Indonesia, yang merupakan salah satu penghasil aspal alami terbaik di Indonesia. Bahkan merupakan beberapa diantara sedikit daerah di dunia penghasil aspal secara alami.
Meski demikian, aspal juga kerap didapat dari proses pengolahan secara industrial. Cara ini didapat dari hasil minyak bumi, yang didapat melalui proses penyulingan. Jenis aspal ini biasa dikenal dengan istilah Aspal Polimer.
Sama halnya dengan aspal alami, jenis produk ini telah dikembangkan dalam jangka waktu puluhan tahun. Dan memiliki kualitas sangat baik sebagai media perekat dan penguat fasilitas jalan terbaik di seluruh dunia.
Â
Meski terbuat dari satu bahan dasar yang sama, dalam penggunaannya, jenis-jenis aspal dibedakan berdasarkan sifat dan peruntukannya, untuk mendapatkan hasil maksimal. Oleh sebab itu, dikenal beberapa produk aspal dengan beberapa varian, berikut diantaranya :Â
Â
Lapisan Resap Pengikat. Jenis aspal ini juga biasa dikenal dengan istilah Prime Coat, merupakan produk olahan aspal cair yang memiliki kontur mudah meresap. Kemampuan ini yang pada akhirnya dimanfaatkan untuk menutup celah antar bahan agregat yang digunakan.
Celah yang tidak tertutup dengan baik akan berpotensi pada munculnya risiko kerusakan (jalan). Meski awalnya terjadi secara minor, kerusakan akan berkembang menjadi lebih besar seiring bertambahnya usia penggunaan.
Kemampuan aspal ini hampir seperti bahan fluida air, dengan penetrasi resapan mencapai 80/100. Bahan ini biasa digunakan dengan volume konsentrasi mencapai 0,4 hingga 1,3 liter per meter persegi jalan yang akan dibangun.
Â
Aspal Permukaan Keras. Atau biasa dikenal dengan istilah Tack Coat, merupakan jenis aspal yang digunakan sebagai bahan pelengkap. Fungsinya kerap digunakan pada produk jalan yang sebelumnya telah di aspal, sebagai penyempurna.
Oleh sebab itu, aspal ini sering dikenal dengan istilah aspal keras, penggunaannya selain pada jalan yang telah di aspal, juga kerap digunakan pada permukaan jalan beton. Kemampuan menutup rongga dan membuat jalan lebih mulus, adalah kelebihan yang bisa didapat dari produk aspal ini.
Kebutuhan aspal ini biasanya digunakan dengan volume lebih kecil dibanding Prime Coat, atau aspal utama, karena fungsinya hanya sebagai pelengkap. Yakni mencapai 0,15 hingga 0,50 liter tiap meter persegi jalan yang di bangun.
Â
Aspal Hotmix. Juga dikenal dengan istilah Concrete Base Ashpalt, merupakan jenis aspal dengan kemampuan mengikat lebih besar. Produk ini juga memiliki durabilitas sangat baik, sehingga sering digunakan untuk jalan dengan intensitas beban tinggi.
Aspal ini sering digunakan untuk proyek pengembangan jalan tol, dermaga, dan fasilitas sipil lain, dengan intensitas volume kendaraan bertonase besar. Oleh karena itu dalam penggunaannya, aspal jenis ini dibangun dengan ketebalan hingga 5 cm.
Â
Fine Grade. Merupakan produk aspal yang digunakan untuk kebutuhan lebih rendah, dibanding Hotmix. Jenis ini biasa digunakan pada jalan dengan volume kendaraan lebih ringan, dengan kemampuan menutup celah dan mengikat bahan agregat dengan baik.
Aspal jenis ini biasanya dibangun dengan ketebalan beragam. Atau rata-rata memiliki ketebalan 3 cm di bagian atas material campuran jalan yang telah disiapkan. Jenis aspal ini juga banyak dijumpai pada proyek tol khusus dengan penggunaan jenis kendaraan yang telah diatur sedemikian rupa. Â
Â
Aspal Sand Sheet. Merupakan tipikal jenis aspal dengan kebutuhan pengerasan jalan lebih sederhana. Dengan kata lain, jenis ini digunakan untuk kebutuhan pembangunan jalan intensitas rendah, seperti fasilitas jalan umum perumahan dan sejenisnya.
Karena difungsikan untuk kendaraan berbobot ringan, penggunaan jenis aspal ini umumnya hanya dibangun dengan lapisan 2,8 cm. Agar tak mudah rusak, persiapan material agregat, dan pengerasan jalan sebelum diaspal biasanya menjadi kunci utama usia pakai jalan.
Â
Aspal BC. Atau biasa dikenal dengan istilah Binder Course, merupakan jenis aspal yang biasa dibangun pada lapisan bawah, atau di bagian atas pondasi jalan. Dalam pembangunannya, aspal jenis ini biasanya memiliki ketebalan 4 CM.
Meski tak merasakan beban secara langsung oleh kendaraan, dan faktor cuaca, media pengikat ini bersifat mengurangi beban keseluruhan pada titik jalan. Sehingga bagian pondasi yang terbebani tidak mudah bergeser, atau rusak dalam jangka waktu lama.
Â
Lapisan Aspal Atas, atau Wearing Course. Merupakan jenis pengerasan oleh aspal yang umumnya terletak pada bagian paling atas. Jenis ini kerap berinteraksi secara langsung, baik oleh kendaraan atau cuaca alam sekitar.
Penggunaan aspal jenis ini biasanya digunakan dengan lapisan minimal 4 cm. Proses pengerjaan yang tepat, dan penggunaan campuran bahan yang ideal akan mengoptimalkan proses pengerasan bagian atas, membuat jalan awet digunakan lebih lama.
PT Anggaza Widya Ridhamulia merupakan perusahaan konstruksi swasta yang sudah menangani berbagai proyek skala nasional selama lebih dari 1 dekade. Apabila Anda membutuhkan layanan jasa konstruksi profesional, silahkan hubungi kami untuk informasi dan konsultasi lanjutan.