Bagi masyarakat awam istilah sosrobahu tentu masih terdengar asing. Namun, bagi mereka yang bekerja di bidang konstruksi tentu pernah mendengar teknik satu ini.
Teknologi Sosrobahu biasa digunakan untuk membangun jembatan atau jalan layang di kota besar. Teknik ini sangat efektif sehingga arus lalu lintas tidak akan terganggu selama proses pembangunan.
Penasaran dengan teknik sosrobahu?
Yuk, simak beberapa fakta menarik teknologi sosrobahu berikut ini :
1. Karya Anak Bangsa Ternyata teknologi sosrobahu merupakan karya anak bangsa. Teknik ini muncul sekitar tahun 1980-an di Jakarta ketika kepadatan lalu lintas tengah merajalela dan untuk mengatasinya, pemerintah mencoba membangun jalan tol layang dalam kota. Namun, pembangunannya harus secermat mungkin agar arus lalu lintas bisa tetap berjalan. Setelah melalui berbagai percobaan, Ir. Tjokorda Raka Sukawati akhirnya berhasil menemukan solusi terbaik. Beliau merumuskan teknik konstruksi yang diberi nama sosrobahu untuk konstruksi jalan layang.
2. Terinspirasi dari Hidrolik Mobil Teknik sosrobahu ternyata terinspirasi dari prinsip hidrolik mobil. Tjokorda menyadari bahwa dongkrak untuk mengangkat mobil bisa membuat mobil berputar berkat sumbu batangnya. Dalam ilmu fisika, ini terjadi karena tidak adanya gaya gesek pada objek tersebut. Oleh sebab itu objek seberat apapun bisa berputar jika di angkat ke atas. Pada percobaan pertama, beliau menggunakan silinder bergaris 20 cm yang berfungsi sebagai dongkrak hidrolik. Kemudian menindihnya dengan beban yang mencapai 80 ton. Karena hasilnya belum sempurna, lalu digabungkan dasar utama Hukum Pascal dengan beberapa parameter bernama rumus Sukawati. Hasilnya, Tjokorda berhasil merancang landasan putar untuk lengan beton yang bernama Landasan Putar Bebas Hambatan (LBPH). Bentuknya menyerupai dua cakram besi dengan garis tengah 80 cm yang saling menangkup. Ketebalan besi ini hanya 5 cm, tetapi piring dan besi cor FCD 50 tersebut mampu menahan beban hingga 625 ton.
3. Langsung Dipraktekkan di Lapangan Karena waktunya mepet, Tjokorda langsung mengaplikasikan rancangan finalnya di lapangan tanpa uji coba awal. LBPH pertama kali beriperasi pada tanggal 27 Juli 1988 sekitar pukul 22.00 WIB. Pompa hidralusnya berjalan hingga titik tekan 78 kg/cm2 dan aplikasi LBPH pada konstruksi beton lengan jembatan layang berlangsung dengan lancar. Lengan jalan layang yang diangkat sejajar dengan jalan di bawahnya bisa berputar 90 derajat.
4. Nama Teknologi Sosrobahu Berasal dari Presiden Soeharto Penamaan teknik ini ternyata dilakukan oleh Presiden Kedua Indonesia, Soeharto. Ini terjadi pada pemasangan lengan beton ke-85 di awal November 1989. Dari yang awalnya bernama LBPH berubah menjadi Teknologi Sosrobahu. Istilah sosrobahu sendiri berasal dari nama tokoh dalam cerita sisipan Mahabharata.
5. Teknik Konstruksi Jalan Layang yang Mendunia Teknologi ini ternyata sudah mendunia di bidang konstruksi, bahkan pembangunan jembatan di Seattle juga memanfaatkan teknik temuan Tjokorda. Pasalnya, teknik ini memungkinkan pembangunan berjalan lancar tanpa menimbulkan kemacetan karena arus lalu lintas bisa beroperasi seperti biasa dan tidak ada kegiatan publik yang harus terhenti. Sebagai catatan tambahan bahwa teknik ini sudah mendapat hak paten dari pemerintah Indonesia, Malaysia, Filipina, hingga Jepang. ________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________ PT Anggaza Widya Ridhamulia merupakan perusahaan konstruksi swasta yang sudah menangani berbagai proyek skala nasional selama lebih dari 1 dekade. Apabila Anda membutuhkan layanan jasa konstruksi profesional, silahkan hubungi kami untuk informasi dan konsultasi lanjutan.